Selasa, 14 April 2020

Daftar Nama Kerajaan di Pulau Jawa

Kerajaan-kerajaan yang pertama berkembang di Indonesia yaitu kerajaan Hindu dan Buddha sedangkan sistem perekonomian yang d gunakan pada waktu itu adalah perdagangan, sehingga hubungan dengan negara-negara tetangga maupun yang lebih jauh seperti India, China dan wilayah Timur Tengah pun bisa terjalin. Pada zaman kerajaan berkembang Agama Hindu adalah agama yang pertama masuk ke Indonesia dengan diperkirakan pada awal Tarikh Masehi dan terus berkembang sampai kerajaan-kerajaan Islam bermunculan. 

Pengaruh agama Hindu mencapai Kepulauan Nusantara sejak abad pertama. Pada abad ke-4, Kerajaan Kutai di Kalimantan Timur, Tarumanagara di Jawa Barat, dan Kalingga di Jawa Tengah, termasuk di antara Kerajaan Hindu awal yang didirikan di wilayah Nusantara. Beberapa kerajaan Hindu kuno Nusantara yang menonjol adalah Mataram, yang terkenal karena membangun Candi Prambanan yang megah, diikuti oleh Kerajaan Kediri dan Singhasari. 

Sejak itu Agama Hindu bersama dengan Buddhisme menyebar di seluruh nusantara dan mencapai puncak pengaruhnya pada abad ke-14. Kerajaan yang terakhir dan terbesar di antara kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha Jawa, Majapahit, menyebarkan pengaruhnya di seluruh kepulauan Nusantara. Berikut daftar kerajaan yang ada di Pulau Jawa.

Agrabintapura (Abad 2 M)
Kerajaan Agrabinta terletak di Daerah Kecamatan Agrabinta Kabupaten Cianjur Sekarang wilayah Selatan Jawa Barat pulau Jawa, Kerajaan didirikan pada abad ke-2 Masehi. Kerajaan Agrabintapura merupakan keajaan di Tatar Pasundan di Nusantara yang didirikan oleh Prabu Swetalimansakti, adik kandung Prabu Dewawarman Raja Salakanagara. 

Kerajaan ini sejaman dengan Aki Sugiwanca dari Kerajaan Jampang Manggung yang tak lain adalah adik kandung Aki Tirem leluhur raja-raja Sunda yang pertama kali mendirikan kerajaan Sunda di Pulosari Banten abad ke 2 masehi.

Banten (1527–1813)
Kesultanan Banten adalah sebuah kerajaan Islam di Tatar Pasundan, Provinsi Banten. Berawal sekitar tahun 1526, ketika kesultanan Cirebon dan kesultanan Demak memperluas pengaruhnya ke kawasan pesisir barat Pulau Jawa, dengan menaklukan beberapa kawasan pelabuhan kemudian menjadikannya sebagai pangkalan militer serta kawasan perdagangan.

Selama hampir 3 abad Kesultanan Banten mampu bertahan, namun perang saudara, dan persaingan memperebutkan sumber daya maupun perdagangan telah melemahkan hegemoni Kesultanan Banten atas wilayahnya. Kekuatan politik Kesultanan Banten akhir runtuh pada tahun 1813 setelah sebelumnya Istana Surosowan dihancurkan Belanda.

Blambangan (1536–1580) M
Kerajaan Blambangan adalah kerajaan yang berpusat di Ujung paling timur pulau Jawa. Blambangan dianggap sebagai kerajaan bercorak Hindu terakhir di Pulau Jawa. Kemungkinan besar terjadi perang antara Pasuruan dan Blambangan pada tahun 1540-an, 1580-an dan 1590-an. Sultan Agung dari Mataram (bertahta 1613-1646), yang menyerang Blambangan tahun 1633, tidak pernah dapat menaklukkannya.

Tahun 1697 Blambangan ditaklukkan oleh I Gusti Anglurah Panji Sakti, raja Buleleng di Bali Utara, mungkin dengan bantuan Surapati Raja Blambangan Prabu Tawang Alun dikalahkan dan untuk sementara Ki Gusti Ngurah Panji Sakti menunjuk perwakilannya untuk memerintah Blambangan sementara, I Gusti Anglurah Panji Sakti memberikan kepada Cokorda Agung Mengwi untuk menguasai Kerajaan Blambangan setelah menikah dengan putri Raja Mengwi tersebut.

Cirebon (1430 - 1666) M
Kesultanan Cirebon adalah sebuah kesultanan Islam ternama di Jawa Barat pada abad ke-15 dan 16 Masehi. Lokasinya di pantai utara pulau Jawa yang merupakan perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Barat. Kebudayaan Cirebon yang tidak didominasi kebudayaan Jawa maupun kebudayaan Sunda.

Kesultanan Cirebon didirikan di dalem agung pakungwati sebagai pusat pemerintahan negara islam kesultanan cirebon. letak dalem agung pakungwati sekarang menjadi keraton kasepuhan cirebon. Pada tahun-tahun 1906 dan 1926, di mana kekuasaan pemerintahan Kesultanan Cirebon secara resmi dihapuskan dengan disahkannya Gemeente Cheirebon (Kota Cirebon).

Demak (1475–1548) M
Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa, didirikan di Demak pada tahun 1478 oleh Raden Patah. Lokasi keraton Demak, berada di kampung Bintara yang saat ini telah menjadi kota Demak di Jawa Tengah sehingga dikenal sebagai Demak Bintara. Pada masa raja ke-4 ibukota dipindahkan ke Prawata sehingga kerajaan disebut Demak Prawata.

Pada tahun 1568, kekuasaan Demak beralih ke Kerajaan Pajang yang didirikan oleh Jaka Tingkir. Salah satu peninggalan bersejarah Kerajaan Demak ialah Mesjid Agung Demak, yang menurut tradisi didirikan oleh Walisongo. Perebutan tahta kerjaan Demak dimulai setelah meninggalnya Raja Kedua yaitu Pati Unus. Peristiwa ini menimbulkan peperangan  berkepanjangan yang berakhir dengan kehancuran kerajaan.

Galuh (669–1482) M
Kerajaan Galuh adalah suatu kerajaan Sunda di pulau Jawa, yang wilayahnya terletak antara Sungai Citarum di sebelah barat dan Sungai Ci Serayu juga Cipamali (Kali Brebes) di sebelah timur. Kerajaan ini adalah penerus dari kerajaan Kendan, bawahan Tarumanagara.

Saat Linggawarman, raja Tarumanagara yang berkuasa dari tahun 666 meninggal dunia pada tahun 669, kekuasaan Tarumanagara jatuh ke Sri Maharaja Tarusbawa, menantunya dari Sundapura. Karena Tarubawa memindahkan kekuasaan Tarumanagara ke Sundapura, pihak Galuh, dipimpin oleh Wretikandayun (berkuasa dari tahun 612), memilih untuk berdiri sebagai kerajaan mandiri.

Janggala (1045–1136) M
Janggala adalah salah satu dari dua pecahan kerajaan yang dipimpin oleh Airlangga dari Wangsa Isyana. Kerajaan ini berdiri tahun 1042, dan berakhir sekitar tahun 1130-an. Lokasi pusat kerajaan ini sekarang diperkirakan berada di wilayah Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. 

Meskipun raja Janggala yang sudah diketahui namanya hanya tiga orang saja, namun kerajaan ini mampu bertahan dalam persaingan sampai kurang lebih 90 tahun lamanya. Menurut prasasti Ngantang (1035), Kerajaan Janggala akhirnya ditaklukkan oleh Sri Jayabhaya raja Kadiri, dengan semboyannya yang terkenal, yaitu Panjalu Jayati, atau Kadiri Menang.

Kadiri (1045–1222) M
Kerajaan Kadiri yang bercorak Hindu di Jawa Timur, berdiri sekitar tahun 1045-1221. Kerajaan ini berpusat di kota Daha, yang terletak di sekitar Kota Kediri sekarang. Daha merupakan nama yang terdapat dalam prasasti Pamwatan yang dikeluarkan Airlangga tahun 1042.

Kerajaan Panjalu-Kadiri runtuh pada masa pemerintahan Kertajaya, dan dikisahkan dalam Pararaton dan Nagarakretagama. Pada tahun 1222 Kertajaya sedang berselisih melawan kaum brahmana yang kemudian meminta perlindungan Ken Arok akuwu Tumapel. Kebetulan Ken Arok juga bercita-cita memerdekakan Tumapel yang merupakan daerah bawahan Kadiri.

Kahuripan (1006–1045) M
Kerajaan kahuripan terletak di Jawa Timur yang didirikan oleh Airlangga pada tahun 1019. Kerajaan ini dibangun dari sisa-sisa istana Kerajaan Medang yang telah runtuh. Pada tahun 1009, datang para utusan rakyat meminta agar Airlangga membangun kembali Kerajaan Medang. Karena kota Watan sudah hancur, maka, Airlangga pun membangun ibu kota baru bernama Watan Mas di dekat Gunung Penanggungan.

Pada akhir November 1042, Airlangga terpaksa membagi kerajaannya menjadi dua, yaitu bagian barat bernama Kadiri beribu kota di Daha, diserahkan kepada Sri Samarawijaya, serta bagian timur bernama Janggala beribu kota di Kahuripan, diserahkan kepada Mapanji Garasakan. Setelah turun takhta, Airlangga menjalani hidup sebagai pertapa sampai meninggal sekitar tahun 1049.

Kalinyamat (1527–1599) M
Kerajaan Kalinyamat merupakan sebuah kerajaan yang berasal terdapat di Jepara, Dahulunya Kalinyamat dan Jepara merupakan sebuah Kadipaten bawahan dari Kerajaan Demak, tetapi karena ketika Kerajaan Demak yang saat itu di pimpin Sunan Prawoto dan Arya Penangsang membunuh Sultan Hadlirin, Maka Wilayah Kalinyamat dan Jepara mendirikan Kerajaan sendiri dengan wilayah kekuasaan Kerajaan Kalinyamat meliputi Jepara, Kudus, Pati, Juwana, Rembang, Mataram. 

Sedangkan Tanah Pati dan Hutan Mentaok (Mataram) di buat sayembara untuk siapa saja yang berhasil membunuh Arya Penangsang. Tembok bentengnya membentang di beberapa desa, meliputi Purwogondo, Margoyoso, Kriyan, Bakalan, Robayan dan pusat Kraton / Siti Inggil di Kriyan, kerajaan Kalinyamat terdapat di daerah Kalinyamatan.

Kalingga (Abad 6-7) M
Kerajaan Kalingga atau Ho Ling adalah kerajaan bercorak Hindu di Jawa Tengah, yang pusatnya berada di daerah Kabupaten Jepara sekarang. Kerajaan ini pernah diperintah oleh Ratu Shima. Pengaruh kerajaan kalingga sampai daerah selatan Jawa Tengah, terbukti diketemukannya prasasti Upit/Yupit yang diperkirakan pada abad 6-7 M. Daerah perdikan Upit sekarang menjadi Ngupit. Kampung Ngupit adalah kampung yang berada di Desa Kahuman/Desa Ngawen, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Klaten.

Kanjuruhan (Abad 8) M
Kanjuruhan adalah kerajaan bercorak Hindu di Jawa Timur, yang pusatnya berada di dekat Kota Malang sekarang.  Kanjuruhan diduga telah berdiri pada abad ke-8 Masehi . Bukti tertulis mengenai kerajaan ini adalah Prasasti Dinoyo. Rajanya yang terkenal adalah Gajayana. Peninggalan lainnya adalah Candi Badut dan Candi Wurung.

Kendan (536-597) M
Kerajaan Kendan merupakan sebuah hadiah dari Maharaja Suryawarman, raja ke-7 dari kerajaan Tarumanegara. Hadiah itu diberikan pada Resiguru Manikmaya yang menikahi putri Suryawarman, Tirtakencana. 

Kendan yang didirikan Manikmaya merupakan kerajaan kecil yang berkuasa di Galuh di sekitar Ciamis sekarang. Meski kecil, peranan Kendan amat penting karena keturunannya diperkirakan menjadi leluhur raja-raja besar di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Diantaranya Galuh, Panjalu dan Sumedang di Jawa Barat serta Kalingga dan Medangjati di Jawa Tengah.

Lasem (1351–1479)
Kerajaan Lasêm adalah nama sebuah kerajaan bawahan Majapahit yang berdiri di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur pada abad ke-14. Kerajaan ini banyak meninggalkan bukti sejarah baik yang bercorak Hindu, Buddha, maupun Islam, namun pada masa penjajahan Belanda peninggalan yang ada di Lasem dihancurkan oleh Belanda. Kerajaan Lasem berganti statusnya menjadi Kadipaten Lasem pada abad ke-15 sepeninggalan Pangeran Wiranegara.

Pusat pemerintahan Kerajaan Lasem terletak dataran sebelah barat Pegunungan Lasem, tepatnya di Bhumi Kriyan. Pada tahun 1391 Syaka, Pangeran Wirabajra memindahkan pusat pemerintahannya ke Bhumi Bonang Binangun.

Majapahit (1293–1527) M
Majapahit adalah kerajaan terbesar pada masanya yang menguasai nusantara, berpusat di Jawa Timur Menurut Negarakertagama, kekuasaannya terbentang di Jawa, Sumatra, Semenanjung Malaya, Kalimantan.
kerajaan yang pertama berkembang di Indonesia yaitu kerajaan Hindu dan Buddha sedangkan si Daftar Nama Kerajaan di Pulau Jawa
Pendiri pendiri kerajaan majapahit ialah Raden Wijaya yang dinobatkan dengan nama Kertarajasa Jaya Wardana. Kejayaan kerajaan majapahit mencapai puncaknya di masa Raja Hayam Wuruk dan Patih Gajah Mada pada abad ke-14. Sayang setelah Hayam Wuruk wafat kejayaan kerajaan Majapahit lambat laun meredup dan mengalami kemunduran akibat konflik kekuasaan dan perang saudara.

Mataram Kuno (752–1045) M
Di Jawa Tengah pada abad ke-8 M telah berdiri kerajaan Mataram Kuno yang bercorak Hindu-Buddha ini diperintah oleh dua dinasti (wangsa) yang berbeda, yaitu Dinasti Sanjaya dan Dinasti Syailendra. Ibukota Mataram adalah Medang atau Medang Kamulan hingga tahun 925. 

Pada Prasasti Canggal terdapat kata-kata Medang i bhumi Mataram. Namun, hingga sekarang letak pasti ibukota ini belum diketahui. Berdasarkan Prasasti Canggal diketahui, Mataram Kuno mula-mula diperintah oleh Raja Sanna. Sanna kemudian digantikan oleh keponakannya, Sanjaya. Sanjaya adalah anak Sanaha, saudara perempuan Raja Sanna (Sanna tidak memiliki keturunan).  Selain pada Prasasti Canggal, nama Sanjaya juga tercantum pada Prasasti Balitung.

Mataram Islam (1588–1681) M
Kesultanan Mataram adalah kerajaan Islam di Pulau Jawa berdiri pada abad ke-17. Kerajaan ini dipimpin suatu dinasti keturunan Ki Ageng Sela dan Ki Ageng Pemanahan. Asal-usulnya adalah suatu Kadipaten di bawah Kesultanan Pajang, berpusat di "Bumi Mentaok" yang diberikan kepada Ki Ageng Pemanahan sebagai hadiah atas jasanya. Raja berdaulat pertama adalah Sutawijaya (Panembahan Senapati), putra dari Ki Ageng Pemanahan.

Kerajaan Mataram pada masa keemasannya pernah menyatukan tanah Jawa dan sekitarnya, termasuk Madura. Negeri ini pernah memerangi VOC di Batavia untuk mencegah semakin berkuasanya firma dagang itu, namun ironisnya malah harus menerima bantuan VOC pada masa-masa akhir menjelang keruntuhannya.

Medang Kamulan (Abad 10) M
Medang Kamulan merupakan Lanjutan dari kerajaan Mataram Kuno. Kerajaan Medang Kamulan adalah kerajaan di Jawa Timur, pada abad ke 10. Kerajaan ini merupakan kelanjutan Dinasti Sanjaya (Kerajaan Mataram Kuno di Jawa Tengah), yang memindahkan pusat kerajaannya dari Jawa Tengah ke Jawa Timur. 

Mpu Sindok adalah pendiri kerajaan ini, sekaligus pendiri Dinasti Isyana, yang menurunkan raja-raja Medang.  Dinasti Isana memerintah selama 1 abad sejak tahun 929 M. Menurut catatan sejarah ( beberapa prasasti), dapat diketahui bahwa Kerajaan Medang Kamulan terletak di Jawa Timur, yaitu di Watu Galuh, tepi sungai Brantas. Ibu kotanya bernama Watan Mas. Sekarang kira-kira adalah wilayah Kabupaten Jombang ( Jawa Timur ).

Pakualaman (17 Maret 1813-1945) M
Pakualaman adalah kerajaan yang didirikan pada 22 Juni 1812 atau 17 Maret 1813 di Yogyakarta, Jawa Tengah. Pakualaman didirikan ketika Pangeran Notokusumo, putra dari Sultan Hamengku Buwono I dengan Selir Srenggorowati dinobatkan oleh Gubernur-Jenderal Sir Thomas Raffles (Gubernur Jendral Britania Raya yang memerintah saat itu) sebagai Kangjeng Gusti Pangeran Adipati Paku Alam I.

Pakualaman ialah negara dependen yg berbentuk kerajaan. Kedaulatan & kekuasaan pemerintahan negara diatur & dilaksanakan menurut perjanjian/kontrak politik yg dibuat oleh negara induk bersama-sama negara dependen. Sebagai konsekuensi dari bentuk negara kesatuan yg dipilih oleh Republik Indonesia sebagai negara induk, maka pada tahun 1950 status negara dependen Kadipaten Pakualaman [bersama-sama dengan Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat] diturunkan menjadi daerah istimewa setingkat provinsi dengan nama Daerah Istimewa Yogyakarta.

Pajang (15681–1586) M
Kerajaan Pajang adalah satu kerajaan yang berpusat di Jawa Tengah sebagai kelanjutan Kerajaan Demak. Kerajaan Pajang  berada di perbatasan Kelurahan Pajang - Kota Surakarta dan Desa Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo.

Menurut ceritera babad, Kerajaan Pajang ini merupakan kelanjutan dari kerajaan kecil yang berada di daerah Pengging yang dikuasai oleh seorang adipati, yaitu Ki Ageng Pengging alias Andayaningrat . Daerah Pengging sebagai bawahan dari Kerajaan Majapahit. Ketika Majapahit dikalahkan oleh Demak, kemudian kadipaten Pengging dikuasai oleh Kerajaan Demak.

Panjalu
Panjalu adalah sebuah kerajaan bercorak Hindu yang terletak di kaki Gunung Sawal Jawa Barat. Secara geografis pada abad ke-13 sampai abad ke-16 Kerajaan Panjalu berbatasan dengan Kerajaan Talaga, Kerajaan Kuningan, dan Cirebon di sebelah utara. Di sebelah timur Kerajaan Panjalu berbatasan dengan Kawali (Ibukota Kemaharajaan Sunda), wilayah selatannya berbatasan dengan Kerajaan Galuh, sedangkan di sebelah barat berbatasan dengan Kerajaan Galunggung dan Kerajaan Sumedang Larang.

Salakanagara (130-362 M)
Tokoh awal yang berkuasa di adalah Aki Tirem. Konon, kota inilah yang disebut Argyre oleh Ptolemeus dalam tahun 150 Aki Tirem adalah penghulu atau penguasa kampung yang terletak di daerah Teluk Lada Pandeglang yang akhirnya menjadi mertua Dewawarman ketika puteri Sang Aki Luhur Mulya bernama Dewi Pwahaci Larasati diperisteri oleh Dewawarman.

Dewawarman menerima tongkat kekuasaan dari mertuanya. Tahun 130 Masehi ia kemudian mendirikan sebuah kerajaan dengan nama Salakanagara (Negeri Perak) beribukota di Rajatapura. Ia menjadi raja pertama dengan gelar Prabu Darmalokapala Dewawarman Aji Raksa Gapura Sagara. Salakanagara berdiri hanya selama 232 tahun, tepatnya dari tahun 130 Masehi hingga tahun 362 Masehi.

Singhasari (1222–1292) M
Kerajaan Singhasari atau Singosari, adalah sebuah kerajaan di Jawa Timur yang didirikan oleh Ken Arok pada tahun 1222. Lokasi kerajaan ini sekarang diperkirakan berada di daerah Singosari, Malang.

Berdasarkan prasasti Kudadu, nama resmi Kerajaan Singhasari yang sesungguhnya ialah Kerajaan Tumapel. Menurut Nagarakretagama, ketika pertama kali didirikan tahun 1222, ibu kota Kerajaan Tumapel bernama Kutaraja.

Pada tahun 1253, Raja Wisnuwardhana mengangkat putranya yang bernama Kertanagara sebagai yuwaraja dan mengganti nama ibu kota menjadi Singhasari. Nama Singhasari yang merupakan nama ibu kota kemudian justru lebih terkenal daripada nama Tumapel. Maka, Kerajaan Tumapel pun terkenal pula dengan nama Kerajaan Singhasari.

Sunda (932–1579) M
Kerajaan Sunda adalah kerajaan yang pernah ada di bagian Barat pulau Jawa (Provinsi Banten, Jakarta, Jawa Barat, dan sebagian Jawa Tengah sekarang). Kerajaan ini bercorak Hindu dan Buddha,kemudian sekitar abad ke-14 diketahui kerajaan ini telah beribukota di Pakuan Pajajaran serta memiliki dua kawasan pelabuhan utama di Kalapa dan Banten.

Kerajaan Sunda runtuh setelah ibukota kerajaan ditaklukan oleh Maulana Yusuf pada tahun 1579. Sementara sebelumnya kedua pelabuhan utama Kerajaan Sunda itu juga telah dikuasai oleh Kerajaan Demak pada tahun 1527, Kalapa ditaklukan oleh Fatahillah dan Banten ditaklukan oleh Maulana Hasanuddin.

Sumedang Larang (1527–1620) M 
Kerajaan Sumedang Larang adalah salah satu kerajaan Islam yang diperkirakan berdiri sejak abad ke-16 Masehi di Tatar Pasundan, Jawa Barat. Keberadaan kerajaan ini merupakan bukti sejarah yang sangat kuat pengaruhnya dalam penyebaran Islam di Jawa Barat, sebagaimana yang dilakukan oleh Kerajaan Cirebon dan Kerajaan Banten.

Kerajaan Sumedang Larang yang pusat wilayahnya berada di Kabupaten Sumedang, merupakan Kerajaan yang berdiri dari sisa-sisa Kerajaan Sunda yang beribukota di Pakuan Pajajaran. Kerajaan Sumedang Larang merupakan penerus Islam Kerajaan Sunda, setelah Pakuan jatuh ke tangan Kesultanan Banten. 

Surakarta (1745–1945) M
Kasunanan Surakarta Hadiningrat adalah sebuah kerajaan di Jawa Tengah yang berdiri tahun 1755 sebagai hasil dari perjanjian Giyanti 13 Februari 1755. Perjanjian antara VOC dengan pihak-pihak yang bersengketa di Kesultanan Mataram, yaitu Sunan Pakubuwana III dan Pangeran Mangkubumi, menyepakati bahwa Kesultanan Mataram dibagi dalam dua wilayah kekuasaan yaitu Surakarta dan Yogyakarta.

Tarumanagara (358-669) M
Tarumanagara adalah kerajaan hindu beraliran wisnu, yang berkuasa di Jawa Barat pada abad ke-4 hingga ke-7. Taruma merupakan salah satu kerajaan tertua di Nusantara yang meninggalkan catatan sejarah.

Kerajaan Tarumanagara mencapai puncak kejayaannya ketika dipimpin oleh Purnawarman. Dimasa kepemerintahan Purnawarman, luas Kerajaan Tarumanagara diperluas dengan menaklukan kerajaan-kerajaan yang berada disekitarnya.

Yogyakarta (1755–1950) M
Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat adalah negara dependen yang berbentuk kerajaan. Dengan ditandatanganinya Perjanjian Giyanti (13 Februari 1755) antara Pangeran Mangkubumi & VOC, maka Kerajaan Mataram dibagi dua. Pangeran Mangkubumi diangkat sebagai Sultan dengan gelar Sultan Hamengkubuwana I & berkuasa atas setengah daerah Kerajaan Mataram. Sementara itu Sunan Paku Buwono III tetap berkuasa atas setengah daerah lainnya dengan nama baru Kasunanan Surakarta.

Sebagai konsekuensi dari bentuk negara kesatuan yang dipilih oleh Republik Indonesia sebagai negara induk, maka pada tahun 1950 status negara dependen Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat (bersama-sama dengan Kadipaten Pakualaman) diturunkan menjadi daerah istimewa setingkat provinsi dengan nama Daerah Istimewa Yogyakarta.