Lakon ini menceritakan tentang keadaan di Kerajaan Dwarawati kekurangan air karena sudah beberapa tahun tidak hujan. Demikian juga di kahyangan juga kekurangan air.
Tiba-tiba Batara Narada datang ke Dwarawati, dan minta kepada Prabu Kresna untuk mengusir Prabu Udan Mintaya yang akan menyerang kahyangan.
Sementara Nagatatmala di Kahyangan Saptapratala minta izin kepada Anantaboga akan ke pergi ke marcapada (dunia) untuk membantu Prabu Kresna menghadapi Udan Mintaya. Keduanya lalu berangkat ke kahyangan.
Tiba-tiba Batara Narada datang ke Dwarawati, dan minta kepada Prabu Kresna untuk mengusir Prabu Udan Mintaya yang akan menyerang kahyangan.
Sementara Nagatatmala di Kahyangan Saptapratala minta izin kepada Anantaboga akan ke pergi ke marcapada (dunia) untuk membantu Prabu Kresna menghadapi Udan Mintaya. Keduanya lalu berangkat ke kahyangan.
Bambang Nagatatmala |
Di kahyangan Bambang Nagatatmala bertemu dengan Dewi Mumpuni dan mereka langsung jatuh cinta satu sama lain, padahal Dewi Mumpuni sudah menjadi istri Batara Yamadipati.
Peristiwa itu membuat Nagatatmala berselisih dengan Batara Yamadipati.
Batara Guru kemudian melerai, dengan mengatakan siapa yang berhasil mengalahkan Udan Mintaya, maka dialah yang berhak mengawini Dewi Mumpuni.
Ternyata akhirnya Nagatatmala dengan senjatanya Mustika Krawang dapat mengambil Mustika Tirta dari tangan Udan Mintaya, sehingga hujan dapat turun di dunia dan di kahyangan. Udan Mintaya terbunuh oleh Nagatatmala dan dengan demikian Dewi Mumpuni menjadi istri Nagatatmala.
Sementara itu Batara Yamadipati yang tidak berhasil membunuh Udan Mintaya, dengan tulus hati merelakan istrinya.