Jumat, 17 April 2020

Pengertian Sudut Pandang dalam Cerita | Jenis dan Contoh Sudut Pandang dalam Bahasa Indonesia

- sebuah karya sastra prosa atau prosa pasti ditulis oleh pengarangnya. Baik yang anonim maupun yang diketahui pengarangnya. Sebuah prosa, baik novel maupun cerpen, merupakan cerita. Berarti ada yang menceritakan. Posisi pencerita (pengarang) inilah yang dimaksud dengan sudut pandang.



Jadi, yang bisa dianalisis sudut pandangnya adalah karya sastra berupa novel dan cerita pendek alias novel. Karya sastra yang lain, yang bukan berupa cerita tidak bisa dianalisis sudut pandangnya.

Pengertian Sudut Pandang yang Lengkap

Pengertian Sudut pandang adalah cara atau arah pandang seorang penulis (pengarang) dalam menyampaikan sebuah cerita. Dengan cara dan arah pandang seperti itu, cerita tersebut lebih hidup dan tersampaikan dengan baik kepada pembaca atau pendengarnya. Dengan kata lain, sudut pandang adalah cara seorang pengarang atau penulis cerita menempatkan dirinya dalam sebuah cerita.

Pengertian sudut pandang yang paling sederhana adalah: posisi pengarang dalam sebuah cerita.

Sudut pandang (istilah bahasa Inggrisnya adalah: point of view) adalah sebuah teknik bercerita yang akan  memberika‘rasa’ yang berbeda pada alur cerita. Dengan memosisikan diri dalam cerita, penulis bisa memperkuat tujuan dan arah penulisang atau kepengarangan. Bisa saja memosisikan diri sebagai pelaku utama, atau menjadi orang lain (orang ketiga) dalam cerita tersebut.

Jenis-Jenis Sudut Pandang

Dalam Teori Sastra sudut pandang dapat dikelompokkan menjadi dua, sudut pandang pengarang sebagai pelaku utama, atau sudut pandang pengarang sebagai orang ketiga. Jika pengarang memosisikan diri sebagai pelaku utama, maka dia akan terlibat dalam cerita (menceritakan diri sendiri) ditandai dengan penggunaan kata ganti: 'aku' atau 'saya'. Jika pengarang memosisikan diri sebagai orang ketiga, maka dia menceritakan orang lain. Tidak terlibat dalam cerita tersebut.

Masing-masing sudut pandang (baik pelaku utama atau sebagai orang ketiga) juga masih bisa dibagi lagi. Berikut ini penjelasan pembagian sudut pandang orang pertama dan orang ketiga:

a. Sudut Pandang Orang Pertama  Sebagai Tokoh Utama

Dalam sudut pandang ini, sebagai orang pertama tokoh utama. Cerita yang disampaikan adalah tentang aku sebagai pelaku utama. Jalannya cerita berkaitan erat dengan diri pencerita yang menggunakan kata ganti 'aku'. Dengan menggunakan sudut pandang ini, pembaca karya sastra (cerita) akan seolah-olah terlibat langsung dala cerita tersebut. Pembaca akan merasaka langsung cerita yang dibaca. Penggunaan kata ganti pelaku utamanya adalah 'aku'; 'saya'; atau 'kami.

Karena berposisi sebagai tokoh utama, maka pencerita (aku) akan diceritakan sebagai pusat pengisahan. Semua kejadian berkaitan erat dengan tokoh 'aku' dalam cerita tersebut. Istilah lainnya adalah, tokoh 'aku' akan menjadi pusat kesadaran dan pusat cerita.

Contoh sudut pandang orang pertama tokoh utama:

Aku sedang mengamati lemari jam yang berdiri kaku di pojok ruangan. Ukiran jati bertuliskan huruf Jawa kuno menjadi saksi bisu kelahiranku. Ditempat ini, 20 tahun lalu aku dilahirkan…….

Contoh sudut pandang orang pertama tokoh utama:

Aku masih menunggu di halte bus ini. Sudah hampir setengah jam bus yang kutunggu tak kunjung datang juga. Satu persatu orang-orang yang menunggu bersamaku mulai pergi seiring hadirnya bus yang mereka tuju. Setengah jam sudah berlalu, bus yang kutuju masih saja tak kunjung tiba. Hujan pun turun, dan aku masih menunggu di halte ini.

b. Sudut Pandang Orang Pertama Bukan Tokoh Utama (Tokoh Sampingan)

Pada sudut pandang ini, meskipun pencerita (akhirnya juga pembaca) merasa sebagai tokoh 'aku' tapi tidak menjadi pusat pengisahan. Tidak berperan sebagai tokoh utama. Kehadiran tokoh 'aku' dalam sudut pandang orang pertama pelaku sampingan ini menjadi pencerita, yang menceritakan orang (tokoh) lain.

Tokoh 'aku' dalam sudut pandang ini berperan sebagai pemberi penjelasan sebuah cerita. Dengan kata lain, tokoh 'aku' atau posisi pengarang dalam hal ini sebagai saksi sebuah cerita. Rangkaian peristiwa yang dialami oleh tokoh utama disaksiskan oleh tokoh 'aku'.

Contoh sudut pandang orang pertama bukan tokoh utama (tokoh sampingan):

Brak!!! Sekali lagi aku dibuat kaget dengan suara pintu dari samping kamarku. Erika pergi terburu-buru sambil lari tunggang langgang. Sepertinya ia terlambat kuliah lagi. Erika adalah gadis yang manis, ia ramah dengan semua orang. Tidak heran jika banyak orang menyukainya.

Contoh cerita dengan sudut pandang orang pertama tokoh sampingan:

Aku masih mendengar dengan saksama apa yang diceritakannya itu. Miris, ujarku dalam hati. Betapa beratnya hidup yang dia hadapi. Mendengar ceritanya, ingin sekali kuutarakan sebuah nasihat atau kalimat penyemangat kepadanya. Sayangnya, bibirku ternajur kelu dan tak sanggup kuucap sepatah kata pun.

c. Sudut Pandang Orang Ketiga Serba Tahu

Pada teknik sudut pandang orang atau pihak ketiga. Kata ganti yang digunakan ialah “dia" “ia" atau nama tokoh dan juga mereka (jamak). Kata ganti ini digunakan dalam karya sastra untuk menceritakan tokoh utama dalam sebuah cerita.

Selain dilihat dari segi kata ganti yang digunakan. Sudut pandang orang ketiga sama sekali tidak terlibat di dalam cerita. Penulis atau pengarang ada di luar naskah cerita. Hanya menceritakan saja. Nah, untuk urusan serba tahu, jenis sudut pandang ini merujuk pada kedalaman pemahaman seorang pengarang.

Yang dimaksud serba tahu, pengarang bisa menceritakan jalan pikiran tokoh dalam cerita. Hal yang sama sekali tidak mungkin untuk diceritakan, di luar kenyataan, tapi bisa diketahui oleh pengarang yang memosisikan diri sebagai orang ketiga serba tahu. Jadi, pada sudut pandang orang ketiga serba tahu ini, si penulis (pengarang) akan menceritakan apa saja terkait tokoh utama. Pengarang seakan tahu benar tentang watak, perasaan, pikiran, kejadian, bahkan latar belakang yang mendalangi sebuah kejadian.

Bisa dikatakan pula, pengarang yang menggunakan sudut pandang orang ketiga serba tahu seperti seorang yang mahatahu segala sesuatu tentang tokoh yang sedang ia ceritakan.


Contoh sudut pandang orang ketiga serba tahu:

Sudah 6 bulan ini Naomi terjun pada dunia tarik suara. Ayah dan ibunya tidak ada yang merestui jalur karier yang ia geluti. Ia sampai beradu argumen dengan sang ayah yang memang memiliki watak keras. Keduanya sempat bersitegang sebelum akhirnya dipisahkan oleh sang ibu dengan derai air mata.

d. Sudut Pandang Orang Ketiga (Pengamat)

Sudut pandang ini, pada dasarnya pengarang memosisikan diri sebagai orang ketiga. Orang yang tidak terlibat langsung dalam sebuah cerita yang diceritakan. Bedanya, jika pada sudut pandang orang ketiga serba tahu, pengarang maha mengetahui segala sesuatu dalam cerita. Bahkan pikiran tokohnya pun dapat digambarkan dalam sudut pandang tersebut.

Nah, dalam sudut pandang ini, pengarang tidak serba tahu. Yang diketahui adalah sesuatu yang bisa diketahui oleh 'orang normal' di dunia nyata. Dalam sudut pandan ini, seorang pengarang hanya sebagai pengamat saja.

Jadi, sudut pandang ini, pengarang hanya Teknik ini hampir sama dengan teknik sudut pandang orang ketiga serba tahu, hanya saja, tidak semahatahu teknik itu. Pada sudut pandang orang ketiga penulis menceritakan sebatas pengetahuannya saja.

Pengetahuan ini diperoleh dari penangkapan pancaindra yang digunakan, baik dengan cara mengamati (melihat), mendengar, mengalami, atau merasakan suatu kejadian di dalam cerita. Pengamatan pun dapat diperoleh dari hasil olah pikir si penulis tentang tokoh “dia" yang sedang ia ceritakan.

Contoh Sudut Pandang Orang Ketiga Pengamat:

Entah apa yang terjadi dengannya seminggu belakangan ini. Pulang dari kantor langsung menunjukkan muka masam. Belum lagi puasa bicara yang sudah ia lakukan seminggu belakangan ini. Apa mungkin karena hubungan dia dan sang kekasih yang tidak direstui oleh keluarga?

Demikian penjelasan tentang sudut pandang dalam cerita.